Manunggaling kawulo gusti ala Islam

Filed under: by: Rumi

Ma’rifatullah, pada intinya adalah mengenal Allah. Di dalam tasawuf—ada tahap-tahap yang dilalui : Syariat, Tariqat, seterusnya Hakikat, dan terakhir adalah Ma'rifat. Pada puncak inilah seorang hamba mengenal pencipta-NYA. Saking mengenalnya maka seolah berpadu. Orang bilang ini, "manunggaling kawulo gusti". Tapi hendaknya dipahami BERPADU disini tidak berarti melebur menjadi satu hingga muncul “Tuhan adalah Aku, Aku adalah Tuhan” seperti “manunggaling kawulo gusti”-nya Fir’aun beberapa abad sebelum masehi yang lalu.

Berpadu, artinya terdiri dari entitas yang berlainan yang masing-masing punya peran dan fungsi berbeda tetapi rela untuk berpadu. Dalam pada itu keduanya memberi warna dalam bingkai ma’rifatullah yang tegas, yang selama tak dilanggar batas-batasnya maka lukisan itu (hidup dan kehidupan) menjadi indah dalam bingkainya.

Sirkuit Syariat (aturan, peribadatan, praktek, amalan, dsb) –melalui Tariqat (jalan, pencarian, pencapaian, pemahaman) – untuk kemudian mencapai Hakikat (hakiki, kesejatian, absolut) – dan pada akhirnya Ma’rifat (mengenal) adalah stasiun-stasiun yang umum dilewati para sufi. Ujungnya, Allah-nya. Pangkalnya, Allah-nya juga.

Seseorang yang shalatnya benar, rukunnya benar, maka pahamnya benar, maka akan mendapatkan kesejatian yang benar, dan mengenal Allah dengan benar. Hamba yang mengenal Allah dengan benar maka shalatnya pun benar, rukunnya benar, pahamnya benar, dan kesejatian yang didapatinya pun benar.

Itulah Ma’rifatullah, dimana hamba menyadari hak dan kewajibannya kepada Allah, sebagaimana Allah telah memenuhi hak dan kewajiban-NYA kepada hamba-NYA.

Ini semua merupakan siklus yang berulang. Sampai di titik Ma’rifat bukan berarti putus segala hak dan kewajiban hamba kepada-NYA. Sebaliknya, justru semakin menyempurnakan Syariat, Tariqat dan Hakikat, untuk kemudian mencapai titik siklus Ma’rifatullah untuk kesekian kalinya. Persis seperti puncak ombak yang akhirnya turun dan memecah lautan, bergerak, beriak, untuk kemudian menciptakan puncak ombak untuk kesekian kalinya. Jadi proses Syariat-Tariqat-Hakikat-Ma

’rifat itu adalah sebuah siklus, tepatnya sirkuit tasawuf.

Siklus atau sirkuit ini harus terus diperbaharui, disempurnakan—berputar, bergerak, untuk/agar tetap “diam, mengikuti, stabil” memadu di dalam “sirkuit harmonisasi universal”. Seorang hamba yang mencapai Ma’rifatullah, bukan berarti saatnya shalatnya berhenti, puasanya cuti, dan seolah kebal dosa. Jika itu yang jadi hasilnya, berarti ia belum Ma’rifatullah, mengenal Allah, hamba menjalani hak dan kewajibannya kepada Allah, sebagaimana Allah telah memenuhi hak dan kewajiban-NYA kepada hamba-NYA. Jadi Ma’rifatullah bukanlah tempat untuk terminate. Justru sebaliknya, shalatnya (syariatnya) semakin tawaddlu karenanya. Semua itu sebagai perwujudan keterpaduan (manunggaling) tadi dimana ia semakin mengerti ada hak dan kewajiban dalam bingkai hubungan Tuhan dan hamba-NYA. Inilah namanya Kasunyatan yg sejati. Sehingga kasunyatan itu tak semata dari semedi ke semedi saja.


Fungsi Doa

Wanita sufi Rabiah Al Adawiyah, sedang berlayar bersama para penumpang lain menuju sebuah pulau kecil. Tiba-tiba badai berhembus dan ombak pun menggila di tengah samudera. Semua cemas, karena maut sudah berada di depan mata. Tetapi ada seorang anak muda berambut sampai ke telinga, terlihat cuma diam seraya bertafakkur. Padahal perahu sudah oleng ke kiri dan ke kanan, air telah menggenang hingga ke mata kaki. Seorang lelaki tua menegur marah, ”Hai, anak muda, tulikah telingamu, butakah matamu? Perahu hampir karam, kamu hanya diam. Berdoalah untuk memperkuat permohonan kami kepada Tuhan.” Dengan tenang pemuda itu menggumam, ”Tiada seorang hamba pun mampu menghalangi kehendak Sang Mahakuasa. ”Lalu ia menunduk kembali, tak ada yang dilakukan kecuali menekurkan kepala dengan khusuk, seraya mengangkat tangan seolah memberi aba-aba agar badai berhenti. Betul, tak lama kemudian, lautan yang ganas menjadi jinak, angin lantas bertiup sepoi-sepoi, dan perahu melaju tanpa goncangan.

Rabiah bertanya takjub, ”Hai anak muda, demi Allah, kekuatan apa yang kau miliki sampai badai dapat kautundukkan dan gelombang bisa kautaklukkan?” Pemuda itu menjawab ramah, ”Kalian orang-orang beriman. Bukankah kita hanya makhluk yang fana? Apa wewenang kita menolak kemauan Tuhan? Apa kekuatan kita menantang kekuasaanNya? Seharusnya, bersabarlah menahan diri dari segala keinginan kita karena Dia, nanti Dia berkenan menahan diri dari keinginan-Nya untuk kita. Jangan mengancam Dia dengan kebiasaan kita, nanti Dia menghancurkan kita dengan kedahsyatan kekuasaanNya.” Jawaban itu tak hanya membuat Rabiah terhenyak dan para penumpang lain tertegun, bahkan perjalanan zaman seakan merekamnya melalui bencana demi bencana yang datang silih berganti. Lihatlah, ilmu siapa yang mampu membungkam gunung kalau hendak meletus, kehebatan bangsa mana yang dapat meredam gempa kalau sudah saatnya harus melanda? Lalu, apakah doa dapat menangkal bencana? Menurut Tuhan, bisa. Alquran menandaskan, ”Bermohonlah kepada-Ku, pasti Kukabulkan bagimu.” (Q. S. 40: 60).

Sayangnya, manusia acapkali berdoa tanpa kesungguhan dan keyakinan akan manfaatnya. Memang mengangkat tangan sambil mengumandangkan rangkaian kata yang indah terdengar seperti doa. Padahal itu cuma upacara, hanya formalitas. Apalagi kalau dibaca di depan pejabat atau para orang besar. Pada hakikatnya getaran hati tatkala seorang hamba tengah mengangkat tangan seraya bermunajat dengan tulus dan pasrah, itulah kekuatan sakral yang mampu mengoyak batas antara makhluk dan Sang Pencipta.

Penulis: Abdurrahman Arrosi

10 Tips untuk Menjadi Suami yang Sukses

Filed under: by: Rumi

1. Tampil rapih, bersih dan wangilah untuk istri anda. Kapan terakhir kali kita para suami pergi berbelanja baju yang bagus? Seperti halnya para suami yang ingin istrinya tampil cantik untuknya maka para istri pun sama yaitu ingin suaminya tampil tampan untuk mereka. Ingatlah bahwa Nabi Muhammad SAW selalu menggunakan siwak jika pulang ke rumah dan beliau menyukai wangi-wangian.

2. Gunakan nama panggilan kesayangan khusus untuk istri anda. Nabi Muhammad SAW memberi nama kesayangan untuk istri-istrinya. Gunakan panggilan kesayangan untuk istri anda yang ia sukai dan jangan menggunakan nama panggilan yang bisa melukai perasaannya.

3. Jangan perlakukan dia seperti halnya nyamuk. Kita tidak pernah memikirkan nyamuk sampai nyamuk tersebut menggigit kita. Dan jangan sampai para suami cuek, membiarkan istrinya seharian penuh dan hanya memberi perhatian ketika istrinya 'menggigit' atau minta diperhatikan. Jangan perlakukan para istri seperti halnya nyamuk; perlakukan mereka dengan baik dan berikan perhatian kepada mereka tanpa harus menunggu 'digigit'.

4. Jika para suami melihat ada yang salah dengan istri mereka, cobalah untuk diam dan tidak mengeluarkan komentar. Seperti itulah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau melihat sesuatu yang tidak cocok pada istri-istrinya. Inilah cara yang hanya dikuasai oleh sedikit laki-laki Muslim.

5. Tersenyumlah ketika anda para suami melihat istri anda dan peluklah mereka dengan rutin. Senyum adalah sedekah bagi tiap Muslim yang melakukannya begitu pun dengan tersenyum kepada istri anda. Bayangkan hidup anda dengan dia yang selalu melihat anda tersenyum. Dan juga ingatlah sebuah hadits ketika Nabi Muhammad SAW mencium istrinya sebelum melaksanakan shalat meski saat itu beliau sedang berpuasa.

6. Berterima kasihlah kepada dia atas semua yang dilakukannya untuk anda. Lalu ucapkan terima kasih lagi. Contohnya ketika makan malam. Istri anda sudah memasak, membersihkan rumah dan banyak lagi pekerjaan yang harus ia lakukan. Dan kadang setelah selesai makan malam ucapan yang ia dapatkan adalah bahwa kurangnya garam dalam sop yang dimasak oleh istri anda. Jangan bersikap seperti itu; berterima kasihlah.

7. Minta kepada istri anda untuk menuliskan 10 hal terakhir yang anda lakukan untuknya yang bisa menyenangkan dia. Lalu lakukan dan kemudian minta lagi. Mungkin akan sulit jika anda menebak sendiri apa yang bisa menyenangkan istri anda. Anda tidak perlu menebak-nebak, tanyakan kepadanya, lalu lakukan dan ulangi terus sepanjang hidup anda.

8. Jangan anggap tidak penting permintaan istri anda. Buat istri anda nyaman. Terkadang para suami mungkin terlihat tidak bersemangat ketika istri mereka meminta sesuatu. Nabi Muhammad SAW mencontohkan kepada kita dalam suatu ketika kejadian Safiyyah RA menangis karena beliau menempatkan dia di onta yang lambat jalannya. Lalu beliau sapu air matanya, menghibur dia dan membawakan onta untuknya.

9. Bercanda dan bermainlah dengan istri anda. Lihat bagaimana Nabi Muhammad SAW sering balap lari dengan istrinya Siti Aisyah RA di gurun. Kapan terakhir kali kita bercanda dan bermain dengan istri kita seperti halnya yang pernah Nabi Muhammad SAW lakukan?

10. Selalu ingat sabda Nabi Muhammad SAW: "Sebaik-baik di antara kamu adalah yang paling baik pada keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku." Cobalah untuk menjadi yang terbaik.

Jangan lupa untuk berdoa kepada Allah SWT agar rumah tangga anda menjadi rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Sesungguhnya Allah SWT Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita semua.


28 Kunci Menuju Kebahagiaan

Berikut ini adalah tips-tips untuk mencapai kebahagiaan yang diberikan oleh Sheikh `A'id Al-Qarni (Pengarang buku La Tahzan / Jangan bersedih):

1. Apabila anda berada pada pagi hari, jangan menunggu datangnya waktu sore. Hiduplah dalam batasan hari ini saja. Curahkan perhatian anda untuk memperbaiki hari ini. Hal ini dijelaskan dalam hadits berikut:

"Ketika kamu di sore hari, jangan mengharap untuk melihat esok pagi, dan ketika anda di pagi hari jangan mengharap untuk melihat sore hari."(Al-Bukhari)

2. Lupakan masa lalu dan semua yang pernah terjadi, karena perhatian yang
terpaku pada yang telah lewat dan selesai merupakan kebodohon.

3. Biarkan masa depan datang dengan sendirinya. Jangan mencemaskan hari esok, kerana jika anda telah memperbaiki hari ini, pastilah hari esok akan baik pula.

4. Jangan mudah tergoncang pada kritikan. Jadilah orang yang teguh pendirian dan sadarilah bahwa kritikan itu akan mengangkat harga diri Anda setara dengan kritikan tersebut.

5. Yakinlah kepada Allah SWT dan berbuat baik; kedua hal itu adalah resep agar hidup anda lancar dan bahagia.

6. Ketahuilah, bahwa dengan dzikir kepada Allah, hati menjadi tenang dan dosa akan terhapus. Dengan dzikir pula, Zat Yang Maha Mengetahui segala hal yang ghaib akan meridhai dan segala kesusahan akan sirna.

7. Anda harus tahu dengan pasti bahwa semua yang terjadi telah sesuai qada' nya.

8. Jangan pernah mengharap ucapan terima kasih dari orang lain. Cukup bagi anda pahala yang diberikan oleh Dzat tempat bergantung semua makhluk. Anda tak perlu takut kepada orang kufur, pendendam, dan iri.

9. Persiapkan diri Anda untuk menerima kemungkinan terburuk

10. Mungkin yang telah terjadi adalah yang terbaik untuk anda meskipun anda belum memahaminya kenapa bisa seperti itu.

11. Semua qadha’ bagi seseorang muslim baik adanya.

12. Hitunglah segala nikmat yang telah Allah berikan kepada anda dan bersyukurlah atas nikmat-nikmat tersebut.

13. Keadaan anda lebih baik dibanding yang lain.

14. Kemudahan selalu ada bahkan di tiap kesusahan akan ada kemudahan.

15. Ketika dalam kesulitan seseorang harus selalu shalat dan berdoa sedangkan ketika diberikan kemudahan seseorang harus bersyukur dan berterimakasih.

16. Bencana-bencana yang datang menguji anda semestinya memperkuat hati anda dan membentuk kembali pandangan anda dalam cara yang positif.

17. Jangan biarkan hal-hal yang sepele menjadi sebab kehancuran anda.

18. Selalu ingat bahwa Tuhanmu adalah Maha Pengampun.

19. Kembangkan sikap luwes dan hindari marah.

20. Kehidupan ini tak lebih hanya sekedar roti, air dan bayangan. Maka tak usahlah bersedih jika semua itu ada.

(Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan
terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.) (Adz-Dzaariyaat 51: 22)

21. Sesuatu yang paling jahat yang semestinya terjadi akhirnya tidak pernah terjadi.

22. Lihatlah mereka yang diberikan kesusahan lebih daripada kita dan bersyukurlah bahwa kita diberikan sedikit kesusahan dibanding mereka.

23. Camkan di pikiran bahwa Allah SWT mencintai mereka yang tabah dalam menghadapi ujian, jadilah seperti salah satu dari mereka.

24. Secara rutin ucapkanlah doa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika kita menjalani masa-masa sulit.

25. Bekerja keraslah pada sesuatu yang menghasilkan dan jauhi kemalasan.

26. Jangan menyebarkan gosip dan jangan pula mendengarkannya. Jika anda mendengar gosip secara tidak sengaja maka janganlah mempercayainya.

27. Ketahuilah bahwa kebencian dan usaha anda untuk membalas dendam lebih berbahaya bagi kesehatan anda sendiri dibandingkan ke musuh anda.

28. Kesukaran yang menimpamu akan menghapus dosa-dosamu seandainya kamu bersabar.

Sumber: Islamonline
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
beramal shaleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam
(hati) mereka rasa kasih sayang. (Surah Maryam : 96)
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta ?
Berbunga-bunga hatinya..
Mengalir dalam darahnya butir-butir semangat membara..
Nafas lelah berubah jadi motivasi dan asa..
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta..???
Saat terbangun, mentari seakan lebih cerah dari biasanya..
Mimpipun terasa singkat di malamnya..
Dan senandung menjadi lazim tiap pagi harinya..
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta.. ????
Keringatnya kini jauh lebih sedikit dari kerja...
Pikirannya pun lebih jernih seakan banyak jalan terbuka..
Tangan dan kaki yang tadinya lemah kini lebih bertenaga...
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta..???
Bukan hanya karena pandangan akan rupa..
Tak pula kata-kata yang menggoda..
Karena itu semua mungkin hanya jalannya semata..
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta...???
Karena ada relung di balik dadanya...
Tempat ia merasakan suka dan nestapa...
Dimana ia simpan mimpi dan cita-cita..
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta.. ???
Karena sungguh Maha Sayang Sang PenciptaIa ciptakan seraut rasa suka..
Yang bisa ciptakan puisi berjuta kata...
Kenapa seseorang bisa jatuh cinta...???
Semata-mata karena anugerah Sang Kuasa...
Dalam bentuk fitrah seorang manusia...
Agar dengan makhluk lain ia menjadi jauh berbeda...

Dan kini aku sedang .... Jatuh Cinta

Tuhan pun Merasa Terheran-heran

Filed under: by: Rumi

Tuhan yang kita "kenal", amatlah tidak memadai untuk menandai isyarat-isyarat keberadaan-Nya. Kepada kita cuma dijejali gambar-gambar tidak utuh soal Dia Yang Maha Apa Saja ini. Tentu karena keterbatasan materi yang mampu diserap oleh akal kita, maka yang sosok Tuhan hanya muncul dalam sketsa yang buram. Maka lahirlah figur-Nya yang keras, pengecam, pengancam, pemberi azab, penyiksa di alam kubur, penghancur kenikmatan dan segala macam sifat yang menyeramkan.

Di usianya yang amat dini, karena ingin dikategorikan sebagai orang tua yang bertanggung jawab dengan niat menanamkan nilai-nilai agama, di memori anak kita, kita tanamkan kuat-kuat tentang Tuhan yang kedatangannya, sungguh mendebarkan, menyebutkan nama-Nya saja mengguncangkan jiwa, dan membayangkan-Nya membuat bulu kuduk merinding dan bahkan menakutkan. "Jangan bohong, nanti masuki neraka!" "Kalau nakal, nanti dosa lho!" "Kalau tidak nurut orang tua, bisa celaka dan dibenci Allah!" Demikian antara lain, secara samar tetapi pasti setiap saat anak kita bergaul dengan Tuhan yang sama sekali tidak ramah dan jauh dari bersahabat.

Padahal, Tuhan adalah sosok yang sangat berperasaan, sangat penyantun, Maha Bertobat (At-Tawwab), Maha Bersyukur (As-Syakuur), Maha Damai [(As-Salaam), Maha Lembut (Al-Latiif), Maha Penyabar (As-Shobuur) dan sifat-sifat lainnya yang sungguh menyejukkan hati. Semua sifat ini, setiap saat, dengan standar dan jamaliyahnya yang tentu saja berbeda karena Dia bersifat Mukhoolafatuhu Lil Hawaadits dapat dilihat pada diri kita sebagai manusia. Apakah dengan demikian kita lantas heran, kenapa Tuhan bisa bersifat seperti itu? Kalau iya, maka kita perlu untuk kesekian kalinya mengeja ulang satu persatu Al-Asmaa-ul Husna; 99 nama-nama Tuhan Yang Agung. Dari deretan nama-nama itu tentu dengan mudah kita dapat menemukan dokumen seputar Tuhan yang sungguh indah, sejuk dan menyegarkan.

Dalam beberapa firman-Nya, Dia malah mengenalkan dirinya sebagai sosok yang pemalu, suka bersedih, dan gemar berasykik masyuk dengan sagenap kekasih-Nya, para auliyaa, shalihin dan syuhada. Dalam firman-Nya yang lain, misalnya, Tuhan setiap memasuki tengah malam, Tuhan turun ke langit dunia duduk di singgasana-Nya, bersabar menunggu para kekasihnya terbangun untuk bercengkerama dalam shalat, dzikir serta lantunan Kitab Suci. Anehnya, begitu Tuhan menunggu di seberang jalan, kita sebagai hamba, justru tertidur seperti bangkai seakan Tuhan tidak pernah ada, Dia kita tentang seakan Dia tertidur dan kita campakkan firman-Nya seakan Dia tengah beristirahat. Sungguh!

Mari kita simak secara seksama firman Allah di bawah ini, masih seputar rasa perasaan-Nya, begitu menyaksikan tingkah laku manusia. "Ajibtu Li Man Ayqona Mil Maut Kayfa Yafroh" (Aku sungguh heran, kenapa manusia yang yakin dengan akan datangnya kematian, hidupnya selalu dipenuhi dengan canda dan tawa). Kemarin merupakan sebuah tahapan menuju gerbang akhirat. Percaya kepada Hari Akhir merupakan salah satu sendi keimanan kita. Kamatian, dengan amat mudah kita jadikan ukuran soal sudah seberapa benarkah bangunan keimanan kita. Rangkaian kematian terjadi setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari. Dalam setahun, tak terhitung sudah berapa nama masuk daftar "korban" pencabutan nyawa oleh Malaikat Izroil. Kita selalu yakin maut berkepak setiap saat di ujung rambut kita, tetapi jarang sekali kita mengurangi canda dan tawa, seakan maut sudah menyudahi tugasnya.

"Ajibtu Li Man Ayqona Bil Hisaab Kayfa Yajma'ul Maal" (Aku juga sungguh heran, kenapa mereka tiada henti menumpuk harta, padahal hisab akan memberatkan mereka). Karena kita terbiasa memohon karunia, memelas agar diberi kenikmatan hidup, berharap memperoleh kekayaan yang berlimpah, maka seringkali kita lupa bahwa semuanya ini akan berakhir dan tak akan pernah kita bawa ke dalam liang kubur. Anak-anak yang kita banggakan, paling jauh hanya akan mengantar ke sisi lubang kubur dan harta yang dengan berbagai macam cara kitab kumpulkan, hanya menyisakan tak lebih dari selembar kain kafan. Mereka tidak akan menemani kita di himpitan tanah yang sempit, sunyi, sepi, dan terasing. Kita hanya akan ditemani oleh amal-amal saleh kita. Kini, mari berhitung, sudah seberapa besarkah amal saleh kita ?

"Ajibtu Li Man Ayqona Bil Aakhirah Kayfa Yastariih" (Aku sungguh heran, mereka yang yakin akan datangnya Hari Akhir tetapi masih saja bersantai-santai). Sampai kapan kita akan berhenti berhayal soal kenikmatan hidup, kebanggaan diri, tingginya derajat dan kemuliaan di mata manusia? Semua ini tidak akan pernah terhenti kalau keyakinan akan segera tibanya Hari Kiamat tidak mampir dalam benar kita. Seakan kita berkuasa mengatur, kita baru akan berhenti bersantai-santai ketika umur sudah di ujung dan usia sudah menjelang senja. Tanda-tanda dari Tuhan seperti kian memutihnya rambut kita, tak juga mampu memalingkan kita bahwa dalam waktu tak lama lagi kita akan mudik ke kampung halaman yang abadi. Kita berjuang keras, menyikut kawan seiring, memeras hanya untuk sebuah bekal ke kampung yang cuma beberapa hari saja tetapi kita justru lupa mengumpulkan bekal untuk sebuah perjalanan panjang ke negeri akhirat.

"Wa 'ajibatu Li Man Ayqona Bid Dun-ya Wa Zawaalihaa Kayfa Yathmainnu Ilayhaa" (Dan Aku sungguh heran kenapa mereka yang yakin dengan dunia serta kehancurannya tetapi masih menggandrunginya). Betapa banyak di antara kita yang merasa sungguh aman, ketika pangkat berbintang-bintang dan jabatan di eselon paling tinggi. Seakan bintang dan eselon membuat kita akan bertahan selamanya. Harta kekayaan yang kita tumpuk, menjelma sebuah kekuatan dahsyat, seakan mampu menyelamatkan kita dari sergapan maut dan ajal. Kecantikan dan kemolekan tubuh, seakan bisa membuat para pencabut nyawa bertekuk letut karena terpesona. Keindahan paras wajah tak mungkin membuat malaikat berselendang api ini, luluh karena dirasuki birahi. Tak peduli kaya raya, pangkat tinggi, puncak eselon, tubuh yang molek, air muka yang menghanyutkan, desah yang menggairahkan, akan mampu mempertahankan kita begitu maut menjelang. Sungguh!

Rangkaian firman ini, merupakan bentuk nyata dari betapa dekat-Nya Tuhan dengan kita sebagai manusia. Sifat-sifat yang Dia ciptakan untuk kita, merupakan "tetesan" dari sifat-sifat-Nya Yang Agung. Kalau mampu meniru sifat-sifat-Nya yang "Kamal dan Jamal", maka kita dijanjikan Allah akan menduduki sebuah derajat di atas derajat termulia para al-Malaaikah al-Muqarrobin. Tetapi kalau tidak tak mampu juga menyerap sifat "Kamal dan Jamal" Allah, maka kita akan terpental jauh ke jurang kenistaan, ke lembah kesesatan tiada ujung, hingga hingga kita dijamin oleh Allah untuk bisa lebih hina dari binatang bahkan dari setan sekalipun. Kenapa Tuhan terheran-heran? Itu semua tak lebih karena Allah jelas-jelas sudah menurunkan petunjuk tetapi kita mengabaikannya. Sampai kapan pun, Tuhan akan tetap terheran-heran. Wallaahu A'lamu Bishshowaab.

Oleh: KH Hasyim Muzadi
http://www.kitabklasik.co.cc/

Masuklah Pada-Ku Seorang Diri

Filed under: by: Rumi

Allah berseru pada hamba-Nya,

“Hendaklah engkau bekerja tanpa melihat pekerjaan itu!

Hendaklah engkau bersedekah tanpa memandang sedekah itu!

Engkau melihat kepada amal perbuatanmu, walau baik sekalipun, tak layak bagi-Ku untuk memandangnya. Maka janganlah engkau masuk kepada-Ku besertanya!

Sesungguhnya, jika engkau mendatangi-Ku berbekal amal perbuatanmu, maka akan Aku sambut dengan penagihan dan perhitungan. Jika engkau mendatangi-Ku berbekal ilmu, maka akan Aku sambut dengan tuntutan! Dan jika engkau mendatangi-Ku dengan ma’rifat, maka sambutan-Ku adalah hujjah, padahal hujjah-Ku pastilah tak terkalahkan.

Hendaklah engkau singkirkan ikhtiar (ikut mengatur dan menentukan kehendak-Nya untuk dirimu—red), pasti akan aku singkirkan darimu tuntutan. Hendaklah engkau tanggalkan ilmumu, amalmu, ma’rifat-mu, sifatmu dan asma (nama) mu dan segala yang ada (ketika mendatangi-Ku), supaya engkau bertemu dengan Aku seorang diri.

Bila engkau menemui-Ku, dan masih ada diantara Aku dan engkau salah satu dari hal-hal itu, —padahal Aku-lah yang menciptakan semua itu, dan telah Aku singkirkan semua itu darimu karena cinta-Ku untuk mendekat kepadamu, sehingga janganlah membawa semua itu ketika mendatangi-Ku—, jika masih saja engkau demikian, maka tiada lagi kebaikanmu yang tersisa darimu.

Kalau saja engkau mengetahui, ketika engkau memasuki-Ku, pastilah engkau bahkan akan memisahkan diri dari para malaikat, sekalipun mereka semua saling bahu-membahu untuk membantumu, karena keraguanmu itu (bahwa ada penolongmu dihadapan-Nya selain Dia—red.), maka hendaklah jangan ada lagi penolong selain Aku.

Jangan pernah engkau melangkah ke luar rumah tanpa mengharap keridhaan-Ku, sebab Aku-lah yang menunggumu (di luar rumah—red.) untuk menjadi penuntunmu.

Temuilah Aku dalam kesendirianmu, sekali atau dua kali setelah engkau menyelesaikah shalatmu, niscaya akan Aku jaga engkau di siang dan malam harimu, akan Aku jaga pula hatimu, akan Aku jaga pula urusanmu, dan juga keteguhan kehendakmu.

Tahukah engkau bagaimana caranya engkau datang menemui-Ku seorang diri? Hendaknya engkau menyaksikan bahwa sampainya hidayah-Ku kepadamu adalah karena kepemurahan-Ku. Bukan amalmu yang menyebabkan engkau menerima ampunan-Ku, bukan pula ilmumu.

Kembalikan pada-Ku buku-buku ilmu pengetahuanmu, pulangkan pada-Ku catatan-catatan amalmu, niscaya akan aku buka dengan kedua tangan-Ku, Kubuat ia berbuah dengan pemberkatan-Ku, dan akan kulebihkan semuanya itu karena kepemurahan-Ku.”

(Dari kitab ‘Al-Mawaqif wal Mukhtabat’, Imam An-Nifari, dengan beberapa kalimat yang diperbaiki tata bahasanya.)

Berbagai Hal2 Penting Tentang Hubungan Badan Suami istri (Ibadah Plus2) menurut Islam

Filed under: by: Rumi

Tips untuk menyenangkan istri anda ketika berhubungan badan

Hubungan badan antara suami istri adalah salah satu bentuk ibadah dalam Islam. Suami dan istri harus bisa saling menikmati satu sama lain ketika berhubungan badan.

Dibawah ini adalah beberapa tips untuk menyenangkan istri anda ketika berhubungan badan:

1. Sangat penting untuk melakukan hubungan badan dengan istri secara rutin jika tidak ada yang menghalangi (misalkan sakit).

2. Mulai dengan "Bismillah" dan doa.

Bismillâhi allâhumma jannibnash-shaytana wa jannibi shaytâna ma razaqtana.

Dengan nama Allah, ya Allah, jauhkan syetan dari kami dan jauhkan syetan dari apa yang Engkau anugerahkan kepada kami..(Riwayat Bukhari)

3. Lakukan penetrasi hanya di tempat yang semestinya (bukan di lubang anus).

4. Mulai dengan foreplay (pemanasan) termasuk juga kata-kata mesra.

5. Teruskan sampai anda berdua mencapai kepuasan.

6. Bersikap relaks dan bercanda setelah melakukannya.

7. Jangan berhubungan badan ketika dia sedang datang bulan karena haram hukumnya.

8. Lakukan apa yang anda bisa perbuat untuk mencegah merusak Hiyaa (rasa malu dan rendah hati) istri anda seperti membuka baju secara bersamaan dibanding memintanya untuk membuka baju lebih dulu sedangkan dia masih malu-malu.

9. Hindari posisi hubungan badan yang dapat membahayakan dia seperti menekan dadanya terlalu keras sehingga nafasnya menjadi sesak apalagi jika anda memiliki tubuh yang cukup berat.

10. Pilih waktu yang tepat untuk berhubungan badan dan pertimbangkan lagi jika saat itu istri anda sedang sakit atau kelelahan.

Reference: islamway.com


Tanpa Busana Saat Berhubungan Badan Suami-Istri Menurut Islam :

Tanya :Apakah diperbolehkan tanpa mengenakan apapun (bugil) saat berhubungan badan antar suami-istri menurut pandangan Islam?

Jawaban:
Jagalah auratmu kecuali terhadap isterimu atau budak wanita yang kamu miliki. Aku bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana kalau dia sedang sendirian?" Nabi Saw menjawab, "Allah lebih berhak (patut) kamu malui." (HR. Al Bukhari) .

Berdasarkan hadits diatas tidak ada larangan bagi pasangan yang sudah menikah untuk memperlihatkan anggota tubuhnya masing-masing untuk saling menyenangkan pasangannya satu sama lain.

Dan jika pun seandainya dilarang dalam Islam maka Nabi Muhammad SAW pasti telah melarangnya karena perbuatan tidak berbusana antar suami-isteri merupakan hal yang sangat penting yang perlu diketahui oleh tiap pasangan. Rasulullah SAW pernah ditanya tentang hukumnya samin, keju dan keledai hutan, maka jawab beliau: Apa yang disebut halal ialah: sesuatu yang Allah halalkan dalam kitabNya; dan yang disebut haram ialah: sesuatu yang Allah haramkan dalam kitabNya; sedang apa yang Ia diamkan, maka dia itu salah satu yang Allah maafkan buat kamu." (Riwayat Tarmizi dan lbnu Majah)

Kesimpulan: tidak ada larangan untuk tidak berpakaian (telanjang) di depan suami/istri selama itu dalam ikatan pernikahan.


Referensi: Islam.ca (Sheikh Ahmad Kutty)

Anal Sex Menurut Islam

Assalamu `alaikum! Bagaimana pandangan Islam tentang seks anal? Apa hukumnya bagi pasangan suami istri yang melakukan seks anal? Jazakumullahu khayran.

Jawaban (Kelompok Ulama Islam):

Wa `alaikum Salam wa Rahmatullahi wa Barakatuh.
Dengan Nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji hanya bagi Allah SWT dan shalawat serta salam bagi Nabi Muhammad SAW.

Saudaraku terima kasih atas pertanyaan dan perhatian anda yang besar terhadap agama Islam terutama keingintahuan anda tentang kehidupan seksual menurut Islam.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an: "Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka
datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman." (Al-Baqarah: 223)

Dalam Islam hanya hubungan badan lewat vagina yang diperbolehkan karena dari sanalah anak-anak dilahirkan. Sperma menuju rahim dan kemudian menjadi janin sama halnya dengan benih tanaman yang ditanam di tanah yang bisa tumbuh menjadi tanaman.

Semua ulama Islam sepakat bahwa seks anal hukumnya adalah haram, berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW: "Jangan kamu setubuhi istrimu di duburnya." (Diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidhi, An-Nasa'i dan Ibn Majah.)

Dari 'Ali bin Talaq, ia berkata: Rasulullah melarang anal seks dengan perempuan, Allah tidak malu terhadap kebenaran. (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi dikatakan oleh al-Tirmidzi: "Hasan"")

Dari Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhuma, Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa Sallam bersabda (yang artinya):

"Allah tidak memandang seseorang laki-laki yang melakukan anal seks baik dengan laki-laki atau pun perempuan." (HR. at-Tirmidzi, an-Nasa'i, Ibnu Hibban; dikatakan oleh at-Tirmidzi: "Hasan gharib", dishahihkan oleh Ibnu Hazm)

Lebih jauh lagi diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa seks anal itu termasuk "liwath/sodomi yang kecil." (Riwayat Ahmad dan An-Nasa'i)

Namun diperbolehkan kalau sekedar merangsang istri didaerah anusnya tanpa memasukkannya. Diriwayatkan `Umar pernah juga bertanya kepada Nabi: Ya Rasulullah! Celaka aku. Nabi bertanya: apa yang mencelakakan kamu? Ia menjawab: tadi malam saya memutar kakiku;satu sindiran tentang bersetubuh dari belakang; maka Nabi tidak menjawab, hingga turun ayat (al-Baqarah: 223) lantas beliau berkata kepada Umar: boleh kamu bersetubuh dari depan dan boleh juga dari belakang, tetapi hindari di waktu haidh dan dubur.; (Riwayat Ahmad dan Tirmidzi)

Jika seseorang telah melakukan seks anal dengan istrinya maka dia telah berbuat dosa besar dan harus segera bertobat. Dia harus menyesali dan tidak akan melakukan perbuatan seperti itu lagi. Allah SWT memusnahkan satu bangsa yang melakukan kebiasaan biadab ini.

Tapi sang istri tidak perlu diceraikan sebagaimana pandangan banyak orang karena tidak ada bukti kuat yang mendukung pendapat seperti itu. Namun para ulama berpendapat jika ada seorang suami melakukan dan memaksa istrinya untuk melakukan seks anal maka sang istri berhak untuk meminta cerai karena sang suami dianggap telah melakukan perbuatan keji dan karena tujuan dari pernikahan tidak akan dicapai dengan seks anal.

Sang istri harus menentang perbuatan keji ini dan menolak ajakan suaminya apabila ingin melakukan seks anal. Dia harus mengingatkan suaminya bahwa Allah telah mengharamkan seks anal.
Sumber: Islamonline.net

Suami Istri Merangsang Secara Oral menurut Islam

Tanya :Bolehkah pasangan suami istri saling memberikan kepuasan satu sama lain dengan melakukan rangsangan secara oral?

Jawaban:

Pendapat Sheikh Ahmad Kutty:
Tidak ada didalam Islam yang dikategorikan dilarang hukumnya bagi pasangan yang sudah menikah melakukan oral pada pasangannya guna memberikan kenikmatan atau kepuasan, jika itu berdasarkan keinginan bersama. Namun yang masih diperdebatkan adalah jika ketika mengoral keluar cairan semen atau cairan kewanitaan karena menurut Imam Abu Hanifah cairan semen atau cairan kewanitaan termasuk najis.

Perlu dicatat pendapat diatas bukanlah pendapat semua ulama fikih, sebagai contoh Imam Syafii. Aturan pasangan suami istri untuk saling memuaskan dan membahagiakan pasangannya dengan melakukan rangsangan secara oral terdapat dalam salah satu kitab fikih standar mazhab Syafii yang berjudul Fathul Muin dimana merangsang secara oral klitoris pasangan itu diperbolehkan agar bisa memuaskan pasangan. Jika dilihat lebih jauh tidak ada alasan untuk melarang suami merangsang secara oral istrinya.

Pendapat para ulama lainnya:
Para ahli hukum Islam berpendapat bahwa diperbolehkan bagi seorang suami merangsang istrinya secara oral pada daerah intim istrinya atau juga sebaliknya seorang istri melakukan hal yang sama pada daerah intim suaminya dan tidak ada yang salah dengan hal itu. Tetapi jika ketika sedang mengoral dan lalu keluar cairan 'semen' maka hukumnya adalah makruh jika sampai tertelan. Namun perlu diingat tidak ada hujjah atau bukti kuat untuk mengharamkan hal tersebut.

Allah SWT berfirman didalam Al-Qur'an: "Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman." (Al-Baqarah:223).

Referensi: www.islamonline.net, www.islam.ca

Sumber : http://www.dhuha.net/id/content/islam/islam?page=22



KAMASUTRA ISLAMI: TEKNIK BERCINTA SESUAI SYAR’I

Sebagai bagian dari fitrah kemanusiaan, Islam tidak pernah memberangus hasrat seksual. Islam memberikan panduan lengkap agar seks bisa tetap dinikmati seorang muslim tanpa harus kehilangan ritme ibadahnya.

Sebagai salah tujuan dilaksanakannya nikah, hubungan intim –menurut Islam– termasuk salah satu ibadah yang sangat dianjurkan agama dan mengandung nilai pahala yang sangat besar. Karena jima’ dalam ikatan nikah adalah jalan halal yang disediakan Allah untuk melampiaskan hasrat biologis insani dan menyambung keturunan bani Adam.

Jima’ Itu Ibadah
Selain itu jima’ yang halal juga merupakan ibadah yang berpahala besar. Rasulullah SAW bersabda, “Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.” Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?.” Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala.” (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)

Karena bertujuan mulia dan bernilai ibadah itu lah setiap hubungan seks dalam rumah tangga harus bertujuan dan dilakukan secara Islami, yakni sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan sunah Rasulullah SAW.
Hubungan intim, menurut Ibnu Qayyim Al-Jauzi dalam Ath-Thibbun Nabawi (Pengobatan ala Nabi), sesuai dengan petunjuk Rasulullah memiliki tiga tujuan: memelihara keturunan dan keberlangsungan umat manusia, mengeluarkan cairan yang bila mendekam di dalam tubuh akan berbahaya, dan meraih kenikmatan yang dianugerahkan Allah.

Ulama salaf mengajarkan, “Seseorang hendaknya menjaga tiga hal pada dirinya: Jangan sampai tidak berjalan kaki, agar jika suatu saat harus melakukannya tidak akan mengalami kesulitan; Jangan sampai tidak makan, agar usus tidak menyempit; dan jangan sampai meninggalkan hubungan seks, karena air sumur saja bila tidak digunakan akan kering sendiri.

Wajahnya Muram
Muhammad bin Zakariya menambahkan, “Barangsiapa yang tidak bersetubuh dalam waktu lama, kekuatan organ tubuhnya akan melemah, syarafnya akan menegang dan pembuluh darahnya akan tersumbat. Saya juga melihat orang yang sengaja tidak melakukan jima’ dengan niat membujang, tubuhnya menjadi dingin dan wajahnya muram.”

Sedangkan di antara manfaat bersetubuh dalam pernikahan, menurut Ibnu Qayyim, adalah terjaganya pandangan mata dan kesucian diri serta hati dari perbuatan haram. Jima’ juga bermanfaat terhadap kesehatan psikis pelakunya, melalui kenikmatan tiada tara yang dihasilkannya.

Orgasme, Faragh
Puncak kenikmatan bersetubuh tersebut dinamakan orgasme atau faragh. Meski tidak semua hubungan seks pasti berujung faragh, tetapi upaya optimal pencapaian faragh yang adil hukumnya wajib. Yang dimaksud faragj yang adil adalah orgasme yang bisa dirasakan oleh kedua belah pihak, yakni suami dan istri.

Mengapa wajib? Karena faragh bersama merupakan salah satu unsur penting dalam mencapai tujuan pernikahan yakni sakinah, mawaddah dan rahmah. Ketidakpuasan salah satu pihak dalam jima’, jika dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan akan mendatangkan madharat yang lebih besar, yakni perselingkuhan. Maka, sesuai dengan prinsip dasar islam, la dharara wa la dhirar (tidak berbahaya dan membahayakan), segala upaya mencegah hal-hal yang membahayakan pernikahan yang sah hukumnya juga wajib.

Namun, kepuasan yang wajib diupayakan dalam jima’ adalah kepuasan yang berada dalam batas kewajaran manusia, adat dan agama. Tidak dibenarkan menggunakan dalih meraih kepuasan untuk melakukan praktik-praktik seks menyimpang, seperti sodomi (liwath) yang secara medis telah terbukti berbahaya. Atau penggunaan kekerasaan dalam aktivitas seks (mashokisme), baik secara fisik maupun mental, yang belakangan kerap terjadi.
Maka, sesuai dengan kaidah ushul fiqih “ma la yatimmul wajibu illa bihi fahuwa wajibun” (sesuatu yang menjadi syarat kesempurnaan perkara wajib, hukumnya juga wajib), mengenal dan mempelajari unsur-unsur yang bisa mengantarkan jima’ kepada faragh juga hukumnya wajib.

Bagi kaum laki-laki, tanda tercapainya faragh sangat jelas yakni ketika jima’ sudah mencapai fase ejakulasi atau keluar mani. Namun tidak demikian halnya dengan kaum hawa’ yang kebanyakan bertipe “terlambat panas”, atau –bahkan— tidak mudah panas. Untuk itulah diperlukan berbagai strategi mempercepatnya.

Foreplay: Ciuman
Salah satu unsur terpenting dari strategi pencapaian faragh adalah pendahuluan atau pemanasan yang dalam bahasa asing disebut foreplay (isti’adah). Pemanasan yang cukup dan akurat, menurut para pakar seksologi, akan mempercepat wanita mencapai faragh.

Karena dianggap amat penting, pemanasan sebelum berjima’ juga diperintahkan Rasulullah SAW. Beliau bersabda,

“Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu.” (HR. At-Tirmidzi).

Ciuman dalam hadits diatas tentu saja dalam makna yang sebenarnya. Bahkan, Rasulullah SAW, diceritakan dalam Sunan Abu Dawud, mencium bibir Aisyah dan mengulum lidahnya. Dua hadits tersebut sekaligus mendudukan ciuman antar suami istri sebagai sebuah kesunahan sebelum berjima’.

Ketika Jabir menikahi seorang janda, Rasulullah bertanya kepadanya, “Mengapa engkau tidak menikahi seorang gadis sehingga kalian bisa saling bercanda ria? …yang dapat saling mengigit bibir denganmu.” HR. Bukhari (nomor 5079) dan Muslim (II:1087).

Bau Mulut
Karena itu, pasangan suami istri hendaknya sangat memperhatikan segala unsur yang menyempurnakan fase ciuman. Baik dengan menguasai tehnik dan trik berciuman yang baik, maupun kebersihan dan kesehatan organ tubuh yang akan dipakai berciuman. Karena bisa jadi, bukannya menaikkan suhu jima’, bau mulut yang tidak segar justru akan menurunkan semangat dan hasrat pasangan.

Sedangkan rayuan yang dimaksud di atas adalah semua ucapan yang dapat memikat pasangan, menambah kemesraan dan merangsang gairah berjima’. Dalam istilah fiqih kalimat-kalimat rayuan yang merangsang disebut rafats, yang tentu saja haram diucapkan kepada selain istrinya.

Sentuhan
Selain ciuman dan rayuan, unsur penting lain dalam pemanasan adalah sentuhan mesra. Bagi pasangan suami istri, seluruh bagian tubuh adalah obyek yang halal untuk disentuh, termasuk kemaluan. Terlebih jika dimaksudkan sebagai penyemangat jima’. Demikian Ibnu Taymiyyah berpendapat.

Syaikh Nashirudin Al-Albani, mengutip perkataan Ibnu Urwah Al-Hanbali dalam kitabnya yang masih berbentuk manuskrip, Al-Kawakbu Ad-Durari,

“Diperbolehkan bagi suami istri untuk melihat dan meraba seluruh lekuk tubuh pasangannya, termasuk kemaluan. Karena kemaluan merupakan bagian tubuh yang boleh dinikmati dalam bercumbu, tentu boleh pula dilihat dan diraba. Diambil dari pandangan Imam Malik dan ulama lainnya.”

Berkat kebesaran Allah, setiap bagian tubuh manusia memiliki kepekaan dan rasa yang berbeda saat disentuh atau dipandangi. Maka, untuk menambah kualitas jima’, suami istri diperbolehkan pula menanggalkan seluruh pakaiannya. Dari Aisyah RA, ia menceritakan, “Aku pernah mandi bersama Rasulullah dalm satu bejana…” (HR. Bukhari dan Muslim).

Untuk mendapatkan hasil sentuhan yang optimal, seyogyanya suami istri mengetahui dengan baik titik-titik yang mudah membangkitkan gairah pasangan masing-masing. Maka diperlukan sebuah komunikasi terbuka dan santai antara pasangan suami istri, untuk menemukan titik-titik tersebut, agar menghasilkan efek yang maksimal saat berjima’.

Mendesah
Diperbolehkan bagi pasangan suami istri yang tengah berjima’ untuk mendesah. Karena desahan adalah bagian dari meningkatkan gairah. Imam As-Suyuthi meriwayatkan, ada seorang qadhi yang menggauli istrinya. Tiba-tiba sang istri meliuk dan mendesah. Sang qadhi pun menegurnya. Namun tatkala keesokan harinya sang qadhi mendatangi istrinya ia justru berkata, “Lakukan seperti yang kemarin.”

Satu hal lagi yang menambah kenikmatan dalam hubungan intim suami istri, yaitu posisi bersetubuh. Kebetulan Islam sendiri memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada pemeluknya untuk mencoba berbagai variasi posisi dalam berhubungan seks. Satu-satunya ketentuan yang diatur syariat hanyalah, semua posisi seks itu tetap dilakukan pada satu jalan, yaitu farji. Bukan yang lainnya.
Allah SWT berfirman,

“Istri-istrimu adalah tempat bercocok tanammu, datangilah ia dari arah manapun yang kalian kehendaki.” QS. Al-Baqarah (2:223).

Posisi Ijba’, DoggyStyle
Menurut ahli tafsir, ayat ini turun sehubungan dengan kejadian di Madinah. Suatu ketika beberapa wanita Madinah yang menikah dengan kaum muhajirin mengadu kepada Rasulullah SAW, karena suami-suami mereka ingin melakukan hubungan seks dalam posisi ijba’ atau tajbiyah.

Ijba adalah posisi seks dimana lelaki mendatangi farji perempuan dari arah belakang. Yang menjadi persoalan, para wanita Madinah itu pernah mendengar perempuan-perempuan Yahudi mengatakan, barangsiapa yang berjima’ dengan cara ijba’ maka anaknya kelak akan bermata juling. Lalu turunlah ayat tersebut.

Terkait dengan ayat 233 Surah Al-Baqarah itu Imam Nawawi menjelaskan, “Ayat tersebut menunjukan diperbolehkannya menyetubuhi wanita dari depan atau belakang, dengan cara menindih atau bertelungkup. Adapun menyetubuhi melalui dubur tidak diperbolehkan, karena itu bukan lokasi bercocok tanam.” Bercocok tanam yang dimaksud adalah berketurunan.

Muhammad Syamsul Haqqil Azhim Abadi dalam ‘Aunul Ma’bud menambahkan, “Kata ladang (hartsun) yang disebut dalam Al-Quran menunjukkan, wanita boleh digauli dengan cara apa pun: berbaring, berdiri atau duduk, dan menghadap atau membelakangi..”

Demikianlah, Islam, sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, lagi-lagi terbukti memiliki ajaran yang sangat lengkap dan seksama dalam membimbing umatnya mengarungi samudera kehidupan. Semua sisi dan potensi kehidupan dikupas tuntas serta diberi tuntunan yang detail, agar umatnya bisa tetap bersyariat seraya menjalani fitrah kemanusiannya. (Sumber: Sutra Ungu, Panduan Berhubungan Intim Dalam Perspektif Islam, karya Abu Umar Baasyir).*


malu juga sih, tapi ini dalam rangka ilmu dan agama. buat yg masih bi bawah umur/blm siap nikah, jgn dulu baca ya

jima' appan sih ?
Islam adalah way of life, sistem hidup yang sempurna, yang mengatur setiap aspek kehidupan manusia, untuk kebahagiaan dunia dan akhirat, termasuk di dalamnya mengatur masalah jima'. Jima' berasal dari kata dasar ja-ma-'a. artinya berkumpul. Dalam Al-Quran dan hadist istilah untuk berhubungan suami istri ini, juga di ungkapkan dalam ungkapan lain, misalnya dalam al-qur'an anisa ayat 43, aw la mastumunisa"..atau kamu telah menyentuh perempuan.." , di sini al-qur'an memakai kata al-massu, yang artinya secara bahasa menyentuh.Di ayat lain, qs albaqoroh : 128, di ungkapakan dengan kata ar-rafats artinya bercampur. jima' dalam sebuah hadis, di sebutkan juga dengan kata massul khitan, bertemunya dua khitan. so..., sudah jelas kan...apa itu jima' ?

apa hukumnya jima' ?
jima' adalah bagian dari nafkah suami pada istri. Suami wajib menafkahi lahir bathin pada istri, dan istri berhak mendapatkannya. jika suami tidak melaksanakannya maka ia berdosa. jadi mayoritas ulama mengatakan jima' hukumnya wajib secara fikih. secara biologis pun jima' adalah fitrah manusia, dan menjadi bagian keharmonisan keluarga.

kalau sholat kan wajib 5 x sehari, kalau jima' berapa kali ?
masyaalloh.., pertanyaan bagus.:D. mengenai wajib, mayoritas ulama sepakat, tapi mengenai berapa ukuran kewajibannya, berbeda2. Dalam islam, paling maksimal suami tidak menafkahi batin istrinya, adalah 4 bulan. bila lebih dari 4 bulan, bisa meminta diceraikan. Jadi buat yang suka ke luar kota atau ke luar negeri lebih dari 4 bulan, mendingan istrinya di ajak. ok (lagian mana tahan :D)...Nah kalau tadi ukuran paling lama, sekarang klo ukuran tercepatnya berapa kali ? ya..itu mah tergantung kemampuan dan kondisi masing-masing. Mungkin, salah satu hikmah poligami di batasi sampai 4 istri.., berarti kalau giliran, maka akan selang 4 hari. ya.., mungkin itu bisa menjadi pertimbangan, tapi ttp di kembalikan pada masing2 pasangan.., jangan mentang - mentang ada hadist, "kalau istri menolak 'ajakan' suami, maka malaikat melaknatnya.." bukan berarti semena-mena, toh istri juga punya hak lain, sperti tilawah, belajar, bersilaturhmi, dst.

trus gmn tata caranya, apakah islam mengatur juga ?
ya.. iya lah, masa iya dong..., subhanallah ajaran islam itu, lengkap banget. Kehidupan rasulullah saw, menjadi teladan dalam berbagai hal, termasuk dalam hal ini. sebagai Rasul, masalah ini pun di transparansikan untuk kebaikan umatnya. Salah satu hikmah Rasulullah saw berpoligami adalah, terungkapnya berbagai kehidupan 'rahasia' Rasul saw bersama para istrinya, dalam berbagai sudut pandang. Bahkan dalam suatu riwayat, Rasul pernah menggilir istri-istrinya, dalam 1 malam, dengan 1 kali mandi, dan tetap tahajud, yang tentunya ga kesiangan solat subuh ke mesjid. wuih.., mantep..., melayani lebih dari 1 istri, dalam 1 malem, lalu mandi junub, solat tahajud, trus ke mesjid..,subhanallah. seorang kepala negara, komandan perang, pendidik peradaban, imam para mutaqin, ternyata juga lelaki yang tangguh dan harmonis dengan istri-istrinya.
ok.., cara2nya, bisa di bagi 3 babak :).

babak persiapan
jangan langsung..., sabar dong, kalau olahraga aja tanpa pemanasan nanti bisa cedera,keram dsb. begitu juga jima' . Nah, karena jima' adalah ibadah, maka di awali dengan
- membaca Basmallah dan berdo'a
"Dari Abdullah bin Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda: "Jika salah seorang kamu ingin berjima' dengan istrinya, hendaklah ia membaca: 'Bismillah, Allahumma jannibnaa asy-syaithana wa jannibi asy-syaithana ma rozaqtanaa' (Dengan nama Allah, Yaa Allah jauhkanlah syetan dari kami dan jauhkanlah syetan dari apa yang Engkau rizqikan kepada kami). Maka seandainya ditakdirkan dari hubungan itu seorang anak, anak itu tidak akan diganggu syetan selama-lamanya." (HR Bukhari dan Muslim)..,
Syetan selalu menggangu manusia dalam setiap kesempatan, kalau makan ga bismillah maka syetan ikut makan, nah lho.., kalo jima' ga berdo'a berarti syetan ikut jima' dong, ntar anak nya jadi anak syetan dong. bisa dalam arti moral, atau mungkin bisa jadi dalam arti fisik, kan suka ada tuh manusia yg lahir dengan keanehan tertentu ? jadi kalau ada anak bandel banget, coba inget2 - bapak ibu- dulu baca do'a dulu ga ?

- ada prolog, bermesraan dulu, jangan langsung to the point
Asma’ binti Yazid binti as-Sakan radhiyallaahu ‘anha, ia berkata: “Saya merias ‘Aisyah untuk Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Setelah itu saya datangi dan saya panggil beliau supaya menghadiahkan sesuatu kepada ‘Aisyah. Beliau pun datang lalu duduk di samping ‘Aisyah. Ketika itu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam disodori segelas susu. Setelah beliau minum, gelas itu beliau sodorkan kepada ‘Aisyah. Tetapi ‘Aisyah menundukkan kepalanya dan malu-malu.” ‘Asma binti Yazid berkata: “Aku menegur ‘Aisyah dan berkata kepadanya, ‘Ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam!’ Akhirnya ‘Aisyah pun meraih gelas itu dan meminum isinya sedikit.”

Segelas susu kayanya bisa jadi menu pembuka, kaya Rasulullah saw sama aisyah ra. intinya sih, ada pendahuluan dulu,bisa bercanda dulu, ngobrol dulu, baca pusisi dulu , hi..hi..:D
karena katanya(pernah denger, ga tau valid apa ga) , tidak seperti suami, istri tidak setiap saat siap melakukan jima'. kalau laki2 menikah dengan dominasi jima' yang besar, tapi kalo perempuan mah ga. dia lebih ke perlindungan, kasih sayang, makanya kalau sudah punya anak, istri lebih perhatian pada anaknya dari pada suaminya. iya gitu ? sekali lagi, jangan kaya ayam atau kambing, to the point, hendaklah ada cumbuan / kiss, yg dalam suatu hadis di istilahkan dengan kata ar-rasuul

Eit, jangan lupa, bersih - bersih dulu, mandi, hilangin bau badan, jangan menuntut ke istri aja, berpenampilan menarik, suami juga, jangan pulang kerja, masih bau keringat, minta ' di layani'. Mandi dulu, pake farfum, kalo perlu pake jas dulu, biar keliatan menarik, (emang mau ke kondangan apa ? :D) , rambut di rapihin, karena dalam sebuah riwayat di katakan, kalau fitrahnya, ada 5 yg mesti di potong, yaitu khitan, potong kuku, cukur kumis, bulu ketiak, sama kemaluan.... , jadi setiap suami istri, sama2 memperhatikan performance masing2. ok

nah.., sekarang babak dua.
berdasarkan hadis. silahkan melakukan gaya bagaimanapun, kecuali melalui bagian belakang (dubur), karena istri ibarat ladang.

"Istri kalian adalah ladang milik kalian. Oleh karena itu datangilah ladang
tersebut sesuka kalian." (Al Baqaarah : 223)
"Allah tidak mau melihat seseorang yagn menyetubuhi istrinya pada duburnya."
(HR An Nasai, lihat Adaabuz Zifaf Syaikh Al Albani).

kalau oral sex gimana? ya.., secara hukum ga ada yg melarang secara eksplist sih,
tapi ibaratnya mau bercocok tanam padi misalkan, pasti di tanah yg cocok kan,
biar bisa tumbuh dan berbuah,lahir biji padinya dari tempat keluarnya.
ga ahsan (baik) gitu lho..

kalau sudah selesai, mau ngulang lagi.., wudhu dulu..
"Jika seseorang diantara kalian menggauli isterinya kemudian ingin
mengulanginya lagi, maka hendaklah ia berwudhu’ terlebih dahulu"
Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim (308 (27)) dan Ahmad (III/28),
dari Shahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallaahu ‘anhu.

terus kalau lagi klimaks, orgasme, jangan langsung berhenti, istilahnya azl.
atau dalam bahasa jawa di sebut 'cengkir' lagi kenceng nyingkir :D .
karena katanya tingkat orgasme/ kepuasan istri lebih lambat dari pada suami.
jadi apabila suami mencapai kepuasan lebih dulu, hendaknya tidak
tergesa-gesa beranjak dari istrinya, tunggulah sampai istri dapat
meraih kepuasan.kalo ga, ya..ga heran , kalau ada survey yang mengatakan,
bahwa 70 % istri ga puas dalam masalah jima'

mmhh, apa lagi ya ? ya gitu deh, babak ketiganya closing dan mandi junub.
kalau ada pertanyaan atau koreksi, silahkan. nanti saya lempar ke ustadz yg pengalaman :).
katanya malu bertanya sesat di ranjang :D

wallohu 'alam
Semoga bermanfaat....
Sumber semua Tulisan : internet.....

Apakah saya menikah dengan orang yang tepat....??

Filed under: by: Rumi

Perlu dibaca:
Buat mereka yang masih single bisa mengambil pelajaran
dari cerita ini, dan buat yang udah nikah cerita ini bisa jadi
guideline untuk meningkatkan ikatan pernikahan yang udah dijalani.


"Apakah saya menikah dengan orang yang tepat"

Dalam sebuah seminar rumah tangga, seseorang audience
tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang sangat lumrah,
"bagaimana saya tahu kalo saya menikah dengan orang yang tepat?"
Saya melihat ada seorang lelaki bertubuh besar duduk di sebelahnya
jadi saya menjawab "Ya.. tergantung. Apakah pria disebelah anda itu suami anda?"

Dengan sangat serius dia balik bertanya "Bagaimana anda tahu?!"
"Biarkan saya jawab pertanyaan yang sangat membebani ini."

Inilah jawabanya?
SETIAP ikatan memiliki siklus.
Pada saat-saat awal sebuah hubungan, anda merasakan jatuh cinta dengan pasangan anda.
Telpon dariya selalu ditunggu-tunggu, begitu merindukan belaian sayangnya,
dan begitu menyukai perubahan sikap-sikapnya yang bersemangat begitu menyenangkan.

Jatuh cinta kepada pasangan bukanlah hal yang sulit.
Jatuh cinta merupakan hal yang sangat alami dan pengalaman yang begitu spontan.
Ngga perlu berbuat apapun
Makanya dikatakan "jatuh" cinta?

Orang yang sedang kasmaran kadang mengatakan "aku mabuk cinta"
Bayangkan eksprisi tersebut! Seakan-akan anda sedang berdiri tanpa
melakukan apapun lalu tiba-tiba sesuatu datang dan terjadi begitu saja pada anda.
Jatuh cinta itu mudah.
Sesuatu yang pasif dan spontan.
Tapi?
setelah beberapa tahun perkawinan, gempita cinta itupun akan pudar..
perubahan ini merupakan siklus alamiah dan terjadi pada SEMUA ikatan.
Perlahan tapi pasti..
telpon darinya menjadi hal yang merepotkan,
belaiannya ngga selalu diharapkan
dan sikap-sikapnya yang besemangat bukannya jadi hal yang manis
tapi malah nambahin penat yang ada..

Gejala-gejala pada tahapan ini bervariasi pada masing-masing individu,
namun bila anda memikirkan tentang rumah tangga anda, anda akan
mendapati perbedaaan yang dramatis antara tahap awal ikatan,
pada saat anda jatuh cinta, dengan kepenatan-kepenatan bahkan kemarahan
pada tahapan-tahapan selanjutnya.

Dan pada situasi inilah pertanyaan "Did I marry the right person?" mulai

muncul, baik dari anda atau dari pasangan anda, atau dari keduanya..
Nah Lho!

Dan ketika anda maupun pasangan anda mencoba merefleksikan eforia cinta
yang pernah terjadi.. anda mungkin mulai berhasrat menyelami eforia-eforia
cinta itu dengan orang lain.
Dan ketika pernikahan itu akhirnya kandas?
Masing-masing sibuk menyalahkan pasangannya atas ketidakbahagiaan itu
dan mencari pelampiasan diluar.
Berbagai macam cara, bentuk dan ukuran untuk pelampiasan ini, menginkari
kesetiaan merupakan hal yang paling jelas.
Sebagian orang memilih untuk menyibukan diri dengan pekerjaannya, hobinya,
pertemanannya, nonton TV sampe TVnya bosen ditonton, ataupun hal-hal yang
menyolok lainnya.

Tapi tau ngga?!
Bahwa jawaban atas dilema ini ngga ada diluar, justru jawaban ini hanya
ada di dalam pernikahan itu sendiri.

Karena.. (pahamilah dengan seksama hal ini)
KUNCI SUKSES PERNIKAHAN BUKANLAH MENEMUKAN ORANG YANG
TEPAT, NAMUN KUNCINYA ADALAH BAGAIMANA BELAJAR
MENCINTAI ORANG YANG ANDA TEMUKAN DAN TERUS MENERUS..!
Cinta bukanlah hal yang PASIF ataupun pengalaman yang spontan
Cinta NGGA AKAN PERNAH begitu saja terjadi?
Kita ngga akan bisa MENEMUKAN cinta yang selamanya
Kita harus MENGUSAHAKANNYA dari hari ke hari.

Benar juga ungkapan "diperbudak cinta"
Karena cinta itu BUTUH waktu, usaha, dan energi. Dan
yang paling penting, cinta itu butuh sikap BIJAK
Kita harus tahu benar APA YANG HARUS DILAKUKAN agar
rumah tangga berjalan dengan baik .

Jangan membuat kesalahan untuk hal yang satu ini.
Cinta bukanlah MISTERI

Ada beberapa hal spesifik yang bisa dilakukan (dengan
ataupun tanpa pasangan anda) agar rumah tangga berjalan lancar.
Sama halnya dengan hukum alam pada ilmu fisika
(seperti gaya Grafitasi),
dalam suatu ikatan rumah tangga juga ada hukumnya.
Sama halnya dengan diet yang tepat dan olahraga yang
benar dapat membuat tubuh kita lebih kuat, beberapa kebiasaan dalam
hubungan rumah tangga juga
DAPAT membuat rumah tangga itu lebih kuat. Ini merupakan reaksi sebab
akibat.
Jika kita tahu dan mau menerapkan hukum-hukum tersebut, tentulah kita
bisa "MEMBUAT" cinta bukan "JATUH".
Karena cinta dalam pernikahan sesungguhnya merupakan sebuah DECISION,
dan bukan cuma PERASAAN..!

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak mendengar...
namun senantiasa bergetar....

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak buta..
namun senantiasa melihat dan merasa..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak menyiksa..
namun senantiasa menguji..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak memaksa..
namun senantiasa berusaha..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak cantik..
namun senantiasa menarik..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak datang dengan kata-kata..
namun senantiasa menghampiri dengan
hati..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak terucap dengan kata..
namun senantiasa hadir dengan sinar
mata..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak hanya berjanji..
namun senantiasa mencoba
memenangi..

jika ia sebuah cinta.....
ia mungkin tidak suci..
namun senantiasa tulus..

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak hadir karena permintaan..
namun hadir karena ketentuan...

jika ia sebuah cinta.....
ia tidak hadir dengan kekayaan dan
kebendaan...
namun hadir karena pengorbanan dan
kesetiaan..

http://anitanet.blogdrive.com/archive/cm-3_cy-2010_m-3_d-11_y-2010_o-20.html

Kebiasaan Yang Membahayakan Perkawinan

Filed under: by: Rumi

Tak peduli sudah berapa tahun Anda menikah. Dalam kehidupan sehari-hari
sebetulnya kita dikepung oleh rutinitas yang dapat membuat hubungan dengan
pasangan menjadi membosankan.
Masalahnya, rutinitas tersebut sudah berjalan sekian tahun dan sulit
dihapus begitu saja. Nah, berikut sejumlah cara untuk mengubah rutinitas
tersebut menjadi sesuatu yang menarik dan menyenangkan.

1. NONTON TV SAAT MAKAN MALAM

Sisi Buruk:
Makan malam bersama merupakan saat yang sangat berharga bagi Anda dan
pasangan. Dengan menyalakan TV, mau tak mau perhatian Anda berdua otomatis
tertuju ke layar teve. Padahal, makan malam merupakan saat yang tepat bagi
Anda berdua untuk saling berbagi cerita tentang kejadian atau hal-hal yang
dilakukan sepanjang hari.

Cara Menghentikan:
Sisihkan 30 sampai 45 menit untuk mengobrol tanpa TV yang sedang menyala.
Hal ini memperlihatkan kepada pasangan bahwa bila sedang tidak bekerja,
Anda mencurahkan perhatian pada rumah tangga dan keluarga. Pada saat Anda
sedang mengobrol, biarkan telepon yang berdering dan nikmati kebersamaan
dengan pasangan.

2. LAMA TAK BERINTIM-INTIM

Sisi Buruk:
Bila kuantitas hubungan seks yang biasa Anda berdua lakukan berkurang,
tubuh dan otak menjadi terbiasa melupakan kedekatan dan hal ini dapat
menyebabkan hubungan Anda berdua semakin menjauh.

Cara Menghentikan:
Jangan tunggu sampai Anda benar-benar menikmati ketidakintiman hubungan
dengan pasangan. Lakukan inisiatif untuk memulai hubungan seks.

3. MELEWATI HARI TANPA NGOBROL

Sisi Buruk:
Secara tak sadar, Anda mulai menumbuhkan perasaan bawah alam sadar bahwa
pasangan tidak mempedulikan Anda dan atau sebaliknya.

Cara Menghentikan:
Berikan perhatian-perhatian kecil. Kirimkan kata-kata manis lewat SMS
ataupun e-mail dan usahakan melakukan sesuatu yang menyentuh setiap
harinya. Misalnya, memasakkan makanan kegemarannya atau meneleponnya dari
supermarket hanya untuk menanyakan apakah ada sesuatu yang diperlukannya.
Hal ini memperlihatkan kepedulian Anda pada pasangan.

4. SALING CUEK

Sisi Buruk:
Anda berdua mulai saling tak memperhatikan dan saling menjauh.

Cara Menghentikan:
Usahakan lakukan hal-hal kecil seperti memberi ciuman saat berangkat
kerja, menatap mata pasangan pada saat mengobrol, memberi pujian untuk
hal-hal kecil yang dilakukannya. Bila ada hal penting yang perlu Anda
bicarakan dengannya, cari waktu yang tepat, semisal saat sudah berduaan di
kamar tidur.

5. TAK PERNAH BERTENGKAR

Sisi Buruk:
Ketidaksepahaman di dalam sebuah perkawinan adalah wajar dan perlu. Namun
bila suatu masalah dibicarakan sedini mungkin, akan jauh lebih mudah
menyelesaikannya daripada dibiarkan menumpuk. Pasangan yang tak pernah
bertengkar justru patut dicurigai. Meski begitu, jangan juga terlalu
sering bertengkar.

Cara Menghentikan:
Bicarakan dengan pasangan bila ada sesuatu yang mengganggu pikiran Anda.
Katakan padanya, ada sesuatu yang membuat Anda sedih. Entah itu karena
ucapannya maupun sikapnya. Minta agar Anda dan dia bersama-sama mengatasi
situasi tersebut.

6. LEBIH SERING PERGI BERSAMA TEMAN

Sisi Buruk:
Memberi kesan bahwa teman-teman Anda lebih penting dan lebih berarti dibanding pasangan.

Cara Menghentikan:
Jadwalkan sekali atau dua kali dalam sebulan untuk pergi bersama
teman-teman dan jangan lupa memberitahukan pasangan jauh hari sebelumnya
mengenai rencana tersebut. Memiliki teman memang amat dinajurkan dan
penting sejauh waktu yang Anda habiskan bersama mereka tidak merusak
hubungan Anda dan pasangan. Dan yang lebih baik lagi adalah bila pasangan
mengenal teman-teman Anda sehingga tidak ada kekhawatiran dan kecurigaan
dari dirinya.

7. KELEWAT "BEBAS"

Sisi Buruk:
Mungkin bagi Anda bersendawa, menggaruk, mengorek hidung, atau bahkan
buang angin sembarangan merupakan sesuatu yang lucu. Yang jelas, jika
melewati batas kesopanan, bisa membuat Anda menjadi tidak menarik.

Cara Menghentikan:
Tentukan aturan baru. Bila Anda tidak melakukannya di depan teman-teman,
jangan lakukan di depan pasangan! Minta pasangan untuk mengingatkan Anda.

8. TERLALU MENGUMBAR CERITA

Sisi Buruk:
Kelewat banyak berbagi cerita dengan orang tua atau mertua, memperlihatkan
ketidakpercayaan Anda pada pasangan. Orangtua Anda tidak harus mengetahui
sesuatu yang tidak diketahui oleh pasangan serta sesuatu yang pasangan
tidak ingin mereka mengetahuinya.

Cara Menghentikan:
Hormati dan jaga perasaan pasangan walaupun tanpa kehadirannya. Bila Anda
tidak ingin mengatakan sesuatu di depannya, jangan katakan sama sekali
pada siapa pun juga. Anda pun menginginkan hal yang sama, bukan? ***


Kamu Cantik Dari Dalam

Andi merasa ditipu dan bosan menikmati saat-saat berdua bersama istrinya setelah 5 bulan menjalani pernikahan. Berbeda dengan Ishaq, yang kelihatan seperti baru menikah seminggu yang lalu, dan selalu romantis bersama istrinya padahal umur pernikahannya telah mencapai 2 tahun. Jika dilihat dari umur pernikahan, sudah tidak masanya lagi mereka selalu kelihatan mesra apalagi telah memiliki buah hati. Apa pasalnya?

Menurut Andi, ia merasa telah dibohongi oleh istrinya, karena kecantikan yang selama ini (baca: sebelum menikah) hanya balutan kosmetik yang dilakukan saat mereka janjian ketemu dan pergi. Setelah menikah, ia tidak pernah menemukan kecantikan itu ketika berada dirumah , kecuali jika ada resepsi pernikahan. Sementara Ishaq, ia yang mengenal istrinya lewat saudara perempuannya bebarapa bulan menjelang pernikahan. Ketika bertemu, isterinya saat itu tidak memakai alat kosmetik kecuali yang biasa-biasa saja. Namun, yang membuat Ishaq semakin cinta pada istrinya setelah menikah selalu tampil rapi dan semakin cantik dibandingkan ketika ta'aruf yang terjadi sebelum pernikahan. Bahkan, yang membuatnya semakin sayang pada istrinya selalu bangun lebih awal dan ketika pulang kerja selalu menyambutnya dengan wajah yang indah dan berpakaian rapi.

****

Dalam mencari pasangan hidup, sudah lumrah laki-laki selalu mencari wanita yang cantik. Hal ini wajar, bahkan Islam sebagai agama yang mengetauhi apa yang diinginkan (hajât) umatnya menyuruh melalui lisan Rasulullâh Saw. untuk mencari wanita yang cantik. Sebagaimana beliau mengatakan:" Nikahilah perempuan itu karena empat perkara: hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Pilihlah wanita yang beragama jika tidak engkau akan merugi". Ini bukan sekedar ucapan saja, namun telah dibuktikan ketika al-Mughirah bin Syu'bah ingin meminang seorang wanita, ia menceritakan hasrat hatinya kepada Rasulullâh Saw. kemudian beliau menyuruhnya untuk melihat wanita tersebut terlebih dahulu supaya terciptanya ketentraman.

Tepat sekali apa yang dikatakan seorang sastrawan, bahwa cantik itu wanita dan wanita itu cantik. Artinya, memang sudah menjadi fitrah wanita untuk selalu tampil menarik dan indah. Dalam menumbuhkan kecantikan terkadang para wanita selalu menggunakan pelbagai macam cara, ada yang dengan mengoperasi bagian dari tubuhnya supaya kelihatan semakin cantik, ada mengikuti latihan aerobik biar selalu kelihatan langsing dan indah, ada yang dengan melakukan kegiatan rutin ke salon, dan memperbanyak perhiasan untuk di pajangdi tubuhnya dan bentuk-bentuk lainnya

Islam sebagai agama yang tidak suka berfoya-foya, dan selalu menjaga martabat wanita mempunyai ciri khas tersendiri bagaimana supaya pasangan hidupnya semakin cinta. karena, kecantikan yang alami dan bersifat bathin akan selalu terpancar sinarnya sekalipun tidak dihiasi dengan alat kosmetik. Berbeda dengan kecantikan lahir hanya akan bertahan sementara dan berakhir dengan mengecewakan. Seperti yang dialami Andi, merasa telah ditipu istrinya yang selalu menunjukkan kecantikan lahir selama ini, tapi tidak pernah memunculkan kecantikan bathin yang diharapkan setelah hidup bersama.

Bagaimana kecantikan bathin itu? Kecantikan bathin tidak membuat wanita harus mengeluarkan uang banyak, tidak membutuhkan aksesoris duniawi dan tidak mengharuskan wanita untuk keluar rumah. Hal itu, hanyalah kecantikan yang ditujukan untuk membuat suami betah dirumah dan selalu bahagia ketika memandang dirinya. Kecantikan bathin hanya bersifat ke dalam dengan tujuan mengamalkan sunnah Rasulullâh Saw. Sebagaimana beliau mengatakan: ? sebaik-baik wanita jika kamu memandangnya dapat membuat senang, jika kamu menyuruhnya selalu taat, jika kamu memberinya (uang) akan mengigunakannya untuk kebaikanmu, jika kamu pergi akan menjaga dirinya dan hartamu" (HR. An-Nasâî).

Kecantikan batin hanyalah berupa perbuatan-pebuatan kecil yang mampu membuat suami bertambah sayang dan Allah pun ridho kepadanya. Seperti yang dilakukan istri Ishaq, yang selalu membuatnya senang dan bahagia ketika berada dirumah. Setiap malam Ishaq selalu dibangunkan shalat malam, kalau sarapan selalu ditemani, tidak mengizinkan pembantu untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan suaminya dan terlebih istimewa lagi ketika pulang kerja selalu disambut dengan senyum tulusnya, yang mampu membuat Ishaq merasa tidak pernah lelah mencari nafkah hidup.

Kecantikan bathin akan terwujud jika seorang wanita mampu memiliki tiga kecantikan utama:

kecantikan Jiwa (jamâl al-Rûh)
Seorang wania yang memiliki kecantikan jiwa akan selalu melakukan sesuatu dengan niat karena Allah Swt., cintanya kepada suami hanyalah sebagai jalan untuk menggapai cinta Ilâhi. Dia siap menerima kekurangan yang ada pada suaminya, tidak pernah menuntut hal yang lebih dan selalu menggembirakan suaminya sekalipun sedang mengalami kesusahan. Wanita seperti ini tidak pernah "haus" pada dunia, selalu tawakkal kepada Allah dan yakin bahwa Allah akan memberikan yang lebih baik dari yang di harapakannya di dunia ini serta berpegang pada janjiNya dalam surat Adh-dhuha :4 : " Dan sesungguhnya Akhirat itu lebih baik bagimu dari permulaan".
Sifat inilah yang melekat pada Ummul mukminin, Hajar, Khadijah, Aisyah, Asma' binti Abu Bakar dan wanita-wanita muslimah lainnya yang benar-benar mencari cinta Ilahi. Kecantikan jiwa akan menimbulkan pancaran cahaya alami di wajah yang mampu membuat suami bahagia tanpa perlu diolesi dengan kosmetik mahal.

kecantikan diri (jamâl al-Nafs)
Pada masa sahabat, ada seorang lelaki menceritakan kecantikan isterinya ketika sedang berkumpul dengan para sahabat. Dia menceritakan hal itu, karena bebarapa hari tidak pernah berkumpul dengan para sahabatnya, sehingga ketika bertemu mereka bertanya perihal dirinya. Dia menceritakan sifat isterinya: "ketika aku bersamanya terasa diri ini bagaikan tidak pernah mengalami kesusahan, perbuatannya selalu membuatku semakin jatuh cinta kepadanya, setiap hari aku lihat akhlaknya bertambah baik, tidak pernah menimbulkan kegelisahan, ketika pulang dari bekerja terasa hilang lelahku dikarenakan senyuman dan sambutannya yang begitu hangat, sekalipun kukatakan bahwa hari ini tidak mendapat hasil lebih baik dari kemarin, namun dia tetap tersenyum dan terus memberiku semangat. Keindahan yang diberikannya tanpa hiasan alal-alat kecantikan. Dia cantik dari dalam". Kecantikan diri merupakan polesan kedua yang mampu membuat suami menjadi selalu betah dirumah dan tidak pernah merasa gelisah. Hal ini hanya membutuhkan sedikit pekerjaan tanpa harus keluar rumah, tidak menimbulkan fitnah dan mengeluarkan uang. Kecantikan hanya ditujukan untuk sang suami saja, tidak untuk yang lain.

kecantikan Akal (jamâl al-'Aql).
Apa hubungan kecantikan akal dengan "kecantikan dari dalam"? Untuk menjawab ini kita harus mengingat apa tujuan menciptakan kecantikan itu sendiri, tidak lain dan tidak bukan untuk menjadi isteri yang shalehah. Target ini akan tercapai jika seorang itu rajin membaca dan mencari infomasi, yang kedua-duanya merupakan "hidangan" akal. Jika seorang wanita rajin membaca buku-buku tentang bagaimana membina rumah tangga yang baik, menjadi isteri yang tidak pernah membuat hati suami kecewa dan selalu memberikan solusi ketika ia ada masalah, maka sangat lengkaplah gelar yang akan disandangnya, yaitu "dia cantik dari dalam". Karena, isteri yang shalehah tidak akan pernah menunjukkan kecantikannya kecuali untuk suaminya saja. Jika tenteram hati suami dengan kondisi dan sikapnya insya Allah ridhoNya pun tidak akan pernah lepas dari dirinya.

Seorang isteri yang kecantikannya hanya ditujukan untuk suami saja, maka surga pun tidak jauh dari dirinya hanya tinggal meningkatkan amal ibadah yang lain. Karena, kedudukan suami hampir sama dengan kedudukan kedua orang tua ketika akad nikah telah dinyatakan sah. Maka, buat para muslimah yang ingin membentuk dirinya menjadi isteri yang "indah dari dalam", maka langkah yang harus ditempuh dari sekarang hanyalah banyak membaca dan mencari informasi serta menempah diri sekaligus bertekad akan menciptakan kecantikannya hanya untuk suaminya saja. Ayo...majulah para muslimah, pintu untuk mampu menggapai cinta Ilahi tidak akan pernah tertutup jika terus berusaha!

Sumber : www.kafemuslimah.com