Racun Dalam Pandangan Mata

Filed under: by: Rumi

Racun pandangan mata akan menyerang hati kita tatkala kita mengumbar pandangan mata dan mengarahkan pandangan kita pada hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Diantara pandangan-pandangan mata yang diharamkan, memandang lawan jenis yang bukan hak kita adalah yang paling berbahaya. Memanjakan pandangan kita pada barang-barang mewah di mal, pasar dan sejenisnya juga bisa mendatangkan racun bagi hati kita. Demikian pula terlalu banyak menggunakan penglihatan untuk hal-hal yang sia-sia juga bisa meracuni hati kita.

Pandangan mata yang diumbar dan tidak dikendalikan akan merusak hati kita. Ia ibarat panah beracun yang dilesakkan Iblis ke arah hati kita. Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadits Nabi dari Anas bin Malik, bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Pandangan mata adalah panah beracun yang dilesakkan oleh Iblis. Barangsiapa memejamkan matanya (dari yang haram) karena Allah, maka Allah akan memberikan pada hatinya lezatnya iman, yang akan ia dapat sampai ia berjumpa dengan-Nya.”

Masih dari Imam Ahmad, beliau juga meriwayatkan hadits Nabi yang lain dari Abu Umamah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Tidaklah seorang mukmin ketika melihat kecantikan seorang wanita kemudian ia memejamkan matanya, kecuali Allah akan memberikan kepadanya kenikmatan beribadah.”

Ketika ketika memandang sesuatu yang diharamkan oleh Allah, racunnya akan masuk kedalam hati kita. Sebagaimana sifat racun, racun pandangan mata tidak akan bisa hilang begitu saja dari dalam hati kita. Ia akan membekas dalam hati kita, dan tidak mudah bagi kita untuk menghilangkannya begitu saja. Dibutuhkan terapi dan pengobatan yang intensif agar racun tersebut benar-benar hilang dari dalam hati kita.

Bersamaan dengan pandangan mata kita terhadap sesuatu yang haram, syetan ikut masuk kedalam hati kita dengan cepat, lebih cepat daripada masuknya udara ke tempat yang kosong. Ketika itulah syetan menghias bagi kita apa yang kita lihat itu, sehingga semuanya tampak mempesona dan membuat kita terpana dan terkesima. Lalu syetan membisikkan janji-janji, harapan-harapan dan lamunan-lamunan pada hati kita, sehingga api syahwat menyala dalam diri kita. Jika kita pada saat itu tidak bisa mengendalikan diri, kitapun akan terjatuh kedalam kemaksiatan yang nyata.

Tentang betapa berbahayanya pandangan mata, Imam Al-Ghazali berkata,”(Semua berawal dari) pandangan mata (antara dua lawan jenis), lalu senyuman, lalu sapaan, lalu pembicaraan, lalu janji (untuk bertemu), lalu pertemuan (antara keduanya). Ketika itulah syetan menjadi pihak yang ketiga.” Demikianlah kemaksiatan dan perbuatan yang keji bisa terjadi bermula dari sekadar pandangan mata.

Pandangan mata yang diumbar dan tidak dikendalikan juga akan menyibukkan hati kita, sehingga kita menjadi lupa pada berbagai kebaikan dan amal shalih. Ketika itulah kita bisa terjebak untuk menuruti dorongan hawa nafsu dan terlena dalam kelalaian tersebut. ”Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS Al-Kahfi: 28)

Karena sedemikian berbahayanya pandangan mata jika diumbar dan tidak dikendalikan, Allah menyeru kepada orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan, agar menundukkan pandangan mereka dari hal-hal yang terlarang. Dalam QS An-Nuur: 30-31, Allah berfirman,”Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ’Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita yang beriman: ’Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya ….”

Dan langsung sesudah ayat-ayat ini, Allah berfirman,”Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi….” (QS An-Nuur: 35) Ini adalah sebuah isyarat bahwa kepada orang-orang beriman yang menahan dan menjaga pandangannya, Allah akan memberikan kepada hati mereka cahaya. Ketika itulah, mereka akan mudah menerima berbagai macam kebaikan dari manapun asalnya. Mereka juga akan mampu membedakan yang haq dengan yang batil, yang sunnah dengan yang bid’ah, dan demikian seterusnya. Disamping itu, Allah akan memberikan kepada mereka firasat yang benar, yang mengenai hal ini Rasulullah bersabda,”Takutlah kalian pada firasat seorang mukmin, karena ia melihat dengan cahaya Allah.” Menguatkan hal ini, seorang tabi’in berkata,”Barangsiapa yang zhahirnya disibukkan dengan amalan-amalan sunnah, batinnya senantiasa muraqabah kepada Allah, pandangan matanya ia jaga dari yang haram, dirinya ia cegah dari perkara syubhat, dan perutnya ia beri makan dari yang halal saja, maka tidak akan salah firasatnya.”

Jangan Melakukan Zina Mata
Mata yang merupakan anugerah Allah Azza Wa Jalla, bisa mendatangkan kemuliaan, tetapi juga bisa mendatangkan laknat yang membinasakan. Mata yang selalu melihat fenomena kehidupan alam dan seisinya, dan kemudian menimbulkan rasa syukur kepada sang Pencipta, selanjutnya akan mendatangkan kemuliaan dan kebahagiaan di sisi-Nya. Sebaliknya, mata yang merupakan anugerah yang paling berharga itu, bisa mendatangkan laknat yang membinasakan bagi manusia, bila ia menggunakan matanya untuk berbuat khianat terhadap Rabbnya.

Di dalam Islam ada jenis maksiat yang disebut dengan ‘zina mata’ (lahadhat). Lahadhat itu, pandangan kepada hal-hal, yang menuju kemaksiatan. Lahadhat bukan hanya sekadar memandang, tetapi diikuti dengan pandangan selanjutnya. Pandangan mata adalah sumber itijah (orientasi) kemuliaan, juga sekaligus duta nafsu syahwat. Seseorang yang menjaga pandangan berarti ia menjaga kemaluan. Barangsiapa yang mengumbar pandangannya, maka manusia itu akan masuk kepada hal-hal yang membinasakannya.

Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, pernah menasihati Ali :

“Jangan kamu ikuti pandangan pertamamu dengan pandangan kedua dan selanjutnya. Milik kamu adalah pandangan yang pertama, tapi yang kedua bukan”.

Dalam musnad Ahmad, disebutkan, Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, bersabda :

“Pandangan adalah panah beracun dari panah-pandah Iblis. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari keelokkan wanita yang cantik karena Allah, maka Allah akan mewariskan dalam hatinya manisnya iman sampai hari kiamat”.

Sarah hadist itu, tak lain, seperti di jelaskan oleh Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam:

“Tundukkan pandangan kalian dan jagalah kemaluan kalian”. Juga Sabda Beliau : “Jauhilah oleh kalian duduk di pinggir jalan”. Para Shahabat berkata : “Pinggir jalan itu adalah tempat duduk kami, kami tidak bisa meninggalkan”. Beliau bersabda : “Jika kalian harus duduk di jalan, maka berikanlah haknya”. Mereka berkata : “Menundukkan pandangan, dan menahan diri untuk tak menganggu, baik dengan perkataan atau perbuatan, dan menjawab salam”.

Melihat adalah sumber dari segala bencana yang menimpa diri manusia. Melihat melahirkan lamunan atau khayalan, dan khayalan melahirkan pemikiran, pikiran melahirkan syahwat, dan syahwat melahirkan kemauan, kemauan itu lantas menguat, kemudian menjadi tekat kuat dan terjadi apa yang selagi tidak ada yang menghalanginya. Dalam hal ini ada hikmah yang mengatakan :

“Menahan pandangan lebih ringan dari pada bersabar atas kesakitan (siksa) setelah itu”.

Seorang penyair Arab bertutur,

"Semua bencana itu bersumber dari pandangan,
Seperti api besar itu bersumber dari percikan bunga api,
Betapa banyak pandangan yang menancap dalam hati seseorang,
Seperti panah yang terlepas dari busurnya,
Berasal dari sumber matalah semua marabahaya,
Mudah beban melakukannya, dilihat pun tak berbahaya,
Tapi, jangan ucapkan selamat datang kepada kesenangan sesaat yang kembali dengan membawa bencana".

Bahaya memandang yang haram adalah timbulnya penderitaan dalam diri seseorang. Karena tak mampu menahan gejolak jiwanya yang diterpa nafsu. Akibat selanjutnya adalah seorang hamba akan melihat sesuatu yang tidak akan tahan dilihatnya. Ini adalah sesuatu yang menyiksa, yang paling pedih, jangankan melihat semuanya, melihat sebagian saja tak akan mampu menahan gejolak jiwanya.

Seorang penyair berkata,

"Kapan saja engkau melemparkan pandanganmu dari hatimu,
Suatu hari engkau akan merasakan penderitaan, karena melihat akibat-akibatnya,
Kamu akan melihat siksa yang kamu tidak mampu melihat keseluruhannya,
Dan kamu tiak akan bersabar melihat sebagiannya saja".

Penyair lainnya berkata,

"Wahai manusia yang melihat yang haram, tidakkah pandangannya dilepaskan,
Sehingga ia jatuh mati menjadi korban".

Pandangan seseorang adalah panah yang berbisa. Namun, yang sangat mengherankan, belum sampai panah itu mengenai apa yang ia lihat, panah itu telah mengenai hati orang yang melihat.

Seorang penyair berkata,

"Wahai orang yang melemparkan panah pandangan dengan serius, kamu sudah terbunuh, karena yang kau panah, padahal panahmu tidak mengenai sasarannya".

Tentu, yang lebih mengherankan lagi, bahwa dengan sekali pandangan, hati akan terluka dan akan menimbulkan luka demi luka lagi dalam hati. Sakit itu tidak akan hilang selamanya, dan ada keinginan mengulang kembali pandangannya. Ini pesan yang disampaikan dalam bait-bait syair ini,

"Terus menerus kamu melihat dan melihat,
Setiap yang cantik-cantik,
Kamu mengira bahwa itu adalah obat bagi lukamu,
Padahal sebenarnya itu melukai luka yang sudah ada".

Sebuah hikmah yang mengatakan, “Sesungguhnya menahan pandangan-pandangan kepada yang haram lebih ringan daripada menahan penderitaan yang akan ditimbulkan terus menerus”.

Jagalah matamu, dan jangan engkau kotori setitik debu dosa, yang akan mengantarkan dirimu kepada kebinasaan, karena pengkhianatan kepada Allah Azza Wa Jalla. Matamu adalah anugerah agar mengenal-Nya, dan kemudian beribadah kepada-Nya, menggapai ridho-Nya. Jangan dengan matamu itu, engkau campakkan dirimu ke dalam nafsu durhaka, yang membinasakan.

Betapa banyak manusia yang mulia, berakhir dengan nestapa dan hina, karena tidak dapat mengedalikan matanya. Matanya tidak dapat lagi menyebabkan seseorang menjadi bersyukur atas anugerah nikmat, yang tak terbatas, yang tak terhingga, bagaikan sinar matahari, yang selalu menerangi alam kehidupannya.

Tetapi, karena matanya yang sudah penuh dengan hamparan nafsu itu, hidup menjadi penuh dengan gulita,yang mengarahkan seluruh kehidupannya hanya diisi dengan segala pengkhianatan terhadap Rabbnya. Wallahu’alam.

20 Tips untuk membantu menundukkan pandangan

Syariat Islam hadir dengan melarang cara-cara yang akan mengarah kepada maksiat, salah satu diantaranya adalah memandang seorang wanita yang bukan mahramnya. Allah Swt. berfirman: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".” (An-Nur:30)

Di bawah ini ada 20 tips untuk membantu seseorang agar bisa menundukkan pandangannya:

1 – Tanamkan dalam pikiran kita bahwa Allah Maha Melihat, bahwa Allah melihat apa-apa yang kita kerjakan dan selalu berada bersama kita kemanapun kita pergi. Mungkin sesuatu hal yang terkesan rahasia boleh jadi tidak diketahui oleh tetangga kita, namun Allah mengetahui tentang itu. Allah Swt. berfirman: “Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (Al-Mukmin/Ghafir:19)

2 – Meminta pertolongan Allah, memohon kepada-Nya dan sandarkan diri kita kepada-Nya. Allah Swt. berfirman: “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".” (Al-Mukmin/Ghafir: 60)

3 – Kita harus menyadari bahwa setiap nikmat yang kita rasakan semuanya berasal dari Allah dan kita harus bersyukur akan itu. Salah satu cara untuk mensyukurinya yaitu dengan menjaga nikmat yang telah diberikan itu agar tidak digunakan dari hal-hal yang dilarang oleh Allah Swt. Apakah akan ada balasan dari berbuat baik, selain kebaikan?. Allah Swt. berfirman: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (An-Nahl: 53)

4 – Berusaha sendiri dan latih diri kita untuk menundukkan pandangan dan lakukan itu dengan sabar serta jangan mudah menyerah. Allah Swt. berfirman: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-`Ankabut: 69)

5 – Hindari pergi ke tempat dimana seseorang akan merasa dapat tergoda, jika seandainya dia bisa untuk menghindarinya, tempat seperti pasar atau mall atau duduk-duduk di pinggir jalan.

6 – Kita harus sadari bahwa kita tidak punya pilihan lain dalam hal ini, walau bagaimana pun kondisinya dan seberapa besarnya godaan yang akan mencoba menguasai hati. Kita harus menundukkan pandangan kita dan menjaganya dari hal-hal yang dilarang di segala tempat dan kondisi. Kita tidak perlu mencari-cari alasan dengan menyebutkan bahwa lingkungan kita sudah rusak, atau membenarkan kesalahan yang kita lakukan dengan mengatakan bahwa kita dikelilingi oleh begitu banyak godaan.

7 – Banyak melakukan ibadah-ibadah sunah, karena dengan mengerjakan ibadah wajib ditambah dengan ibadah sunah akan menghilangkan kesulitan-kesulitan yang sedang ktia hadapi.

8 – Ingat bahwa nanti bumi akan menjadi saksi dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan atau orang lain lakukan. Allah Swt. berfirman: “pada hari itu bumi menceritakan beritanya.” (Az-Zalzalah: 4)

9 – Tanamkan di pikiran kita tentang perintah yang menyuruh kita untuk menundukkan pandangan, seperti dalam ayat Qur'an berikut dimana Allah Swt. berfirman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (An-Nur: 30)

10 – Hindari untuk melihat sesuatu yang tidak perlu, dan kita tidak boleh membiarkan pandangan kita melirik ke kiri dan ke kanan sehingga jika itu dilakukan akan semakin mendatangkan godaan.

11 – Menikah merupakan salah satu obat yang paling efektif. Nabi Muhammad Saw. bersabda: “Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud)

11 – Mengingat hurul ain (bidadari di surga), yang akan menambah motivasi kita untuk bersabar menghindari apa yang telah Allah haramkan. Allah Swt. berfirman: “dan gadis-gadis remaja yang sebaya.” (An-Naba': 33)

12 – Ingatlah kekurangan yang ada pada seseorang yang menarik perhatian kita.

13 – Periksa diri kita dari waktu ke waktu dan berusaha untuk menundukkan pandangan sambil belajar untuk bersikap sabar sekaligus menyadari bahwa siapapun dapat berbuat kesalahan.

14 – Pikirkanlah tentang penyesalan akibat dari melihat, dan efek negatif ketika memandang seseorang lebih dari satu kali tatapan.

15 – Memahami manfaat dari menurunkan pandangan kepada seseorang, seperti yang telah dijelaskan di atas.

16 – Bicarakan juga tentang masalah ini dalam pertemuan atau acara kumpul-kumpul dan jelaskan kepada orang lain tentang bahayanya.

17 – Beritahu kerabat atau saudara kita, katakan kepada mereka agar tidak memakai baju yang dapat menarik perhatian dan memperlihatkan kecantikan mereka, seperti bagaimana baju mereka, penggunaan warna yang terang, bagaimana mereka berjalan, berbicara terlalu lembut, dll.

18 – Menghindari bujukan dan rayuan setan sebelum setan menguasai dirinya. Barangsiapa yang menundukkan pandangan setelah pandangan yang pertama akan diselamatkan dari banyak masalah, namun jika dia terus saja melihat yakinlah benih-benih yang dia tanamkan akan sulit untuk dihilangkan.

19 – Takut akibat dari perbuatan jahat yang dilakukan, dan rasa penyesalan mengingat akan kematian.

20 – Selalu bergaul dengan orang-orang yang baik, karena secara alami kita akan banyak terpengaruh oleh pergaulan, dan seseorang akan cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh teman baiknya.


Sumber: Islamonline.net

0 komentar: